Bilal (2015): Betulkah Menyebarkan Paham Liberalisme?
Bagi seorang penyuka film animasi, terutama basis CGI ( computer generated imagery atau kadang disebut kalangan awam sebagi “animasi 3d”) maupun anime, kehadiran film Bilal: A New Breed of a Hero (2015) terasa sebagai hembusan angin yang baru buat saya. Kenapa bisa begitu? Tentu saja selama bertahun-tahun kita disuguhi film-film animasi buatan Hollywood dan Jepang, kemudian datanglah satu ini, Bilal, produksi Uni Emirat Arab, dengan dua versi rilis, Bahasa Arab dan Bahasa Inggris. Saya mendapatkan kesempatan untuk menonton versi Arab dan ini merupakan suatu hal yang sangat baru buat saya. Apalagi film ini menggunakan sosok seorang shahabat Rasulullah saw, muazin pertama dalam Islam, suara terompahnya terdengar hingga surga dan idola kebanyakan anak-anak muda Muslim sebagai simbol kesetaraan etnis, yaitu Bilal bin Rabbah al Habsyi radhiyallahu ‘anhu.