(Tulisan Lama) Kisah Sa'id Nursi dalam Animasi 3D

 Bediuzzaman Sa'id Nursi (1877-23 Maret 1960) adalah seorang ulama sekaligus filsuf muslim terkemuka asal Turki yang menyusun buku tafsir Al-Qur'an berjudul Risale-i-Nur setebal lebih dari enam ribu halaman. Saat beliau masih hidup, ia adalah salah satu tokoh yang paling ditakuti oleh pemerintahan sekuler Turki. Hingga ia ditahan dan diasingkan. Kayaknya, tokoh kita satu ini cukup menarik untuk ditelusuri. Lalu, bagaimana bila kisah hidup beliau diangkat dalam film animasi layar lebar?


Pada tahun 2011 lalu, industri perfilman Turki merilis sebuah film animasi 3d arahan sutradara  Orhan Öztürk Esin berjudul God's Faithful Servant: Barla. Film ini menceritakan kisah Bediuzzaman Sa'id Nursi selama masa pengasingannya di Barla sebelum kemudian dipindahkan ke Isparta. Pihak kru dan animator menggunakan motion capture untuk menciptakan gerakan tokoh-tokohnya dan membuat film ini menjadi film animasi pertama Turki yang menggunakan motion capture (kayak yang dipakai di The Adventures Of Tintin dan Final Fantasy VII: Advent Children).

 Pada tahun 1927, Sa'id Nursi diasingkan ke Barla. Selama masa pengasingannya itulah ia tinggal disebuah gubuk milik seorang warga desa yang baik hati. Kemuliaan hati Sang Bediuzzaman (Keajaiban Zaman) membuat banyak warga desa yang kagum padanya dan menjadi muridnya. Selama masa pengasingannya inilah, Sa'id Nursi menyusun kitab Risale-i-Nur sambil dibantu oleh murid-muridnya. Ternyata, keberadaan Sa'id Nursi di Barla membuat pemerintahan sekularis justru gelisah dan beberapa kali melakukan percobaan pembunuhan terhadapnya (sayangnya selalu gagal). Hingga akhirnya beliau dipindahkan ke Isparta.




Animasi ini memang nggak sebagus buatan Hollywood maupun buatan Jepang. Beberapa CGI modelling yang masih kasar hingga gerakan yang masih kaku. Alur cerita pun, karena bergenre drama, jadi cukup slow. Buat lo yang sering nonton animasi CGI penuh fantasi dan petualangan a la Pixar dan DreamWorks, jadi film satu ini cukup ngebosenin lah buat lo. Tapi tetep, ga boleh dihapus sebagai film animasi recommended. Banyak makna-makna bagus yang tersirat. Untuk ukuran sebuah permulaan dari Turki sendiri, two thumbs up dari gue.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bilal (2015): Betulkah Menyebarkan Paham Liberalisme?

Indonesia Palsu a la Orang Luar

Umat Muhammad dalam Gulungan Film Barat