Cari Kerjaan Part-Time Buat Mahasiswa? Baca Ini Dulu!





Hello, guys... balik lagi sama saya, penulis kurang kerjaan, kurang ganteng, kurang iman, kurang jelas, kurang laku (hiks...), kurang lucu dan kurang punya pendirian. Jadi gini, kebetulan saya sering banget ditanyain secara online maupun offline tentang gimana rasanya kerja part-time jadi op warnet di salah satu sudut Kota Pelajar Ngayogyakarto Hadiningrat. Yang nanya siapa? Sesama mahasiswa. Emang sih di saat seorang mahasiswa mulai kuliah, terutama mahasiswa perantauan, rasa semangat memang tinggi-tingginya. Bayangin sejak SD lanjut SMP dan SMA/SMK sederajat, ada aja dari jiwa-jiwa pemuda yang semangat itu untuk mencoba hal-hal baru. Ada yg jadi aktivis sering rapat, ada yang nyoba cari duit kecil-kecilan diseling waktu kuliah alias part time job.





Ngaku gak kalian salah satu diantara yang pengen banget punya kerjaan part time? Ngaku aja karena saya juga dulu begitu. Tapi sebelumnya, ada banyak hal yang musti kalian pelajari sebelum betul-betul terjun ke dunia kerja. Jenis-jenis pekerjaan dibagi dua berdasarkan durasi waktu, yaitu full time dan part time. Full time terdiri dari 8 jam kerja. Buat mahasiswa ini gak cocok banget. Bahaya kalau sampai nabrak waktu kuliahmu. 8 jam kerja ini udah bener-bener proper job. Gaji yang sudah cukup untuk kehidupan sehari-hari bahkan sarana mengumpulkan tabungan bagi yang ingin merintis hubungan rumah tangga. Kerja jadi karyawan swasta, PNS, bahkan tukang bakso keliling sudah terbilang full time. Part time? Cuma 6 jam dan gak setiap hari. Meskipun gaji nggak mencukupi kayak saya yang Rp. 250.000 per bulan (kalau rame pelanggan bisa 500rb/bulan) dengan kerja hanya hari Jum’at, Sabtu, dan Minggu. Tapi bagi mahasiswa yang juga nggak mau kelamaan lulus, kerja part time cocok banget. Sangat mudah diatur biar gak nabrak waktu kuliahmu. Meskipun hanya enam jam dan gajinya sedikit, namun sudah terbilang betul-betul terjun ke dunia kerja. Hitung-hitung pengalaman bertambah.


Ada beberapa poin yang gak boleh kamu lewatkan kalau mau cari kerjaan part-time. Paling utama adalah waktu.




Kenapa? Ya jelas. Kamu mahasiswa. Ada kewajiban yang harus kamu tuntaskan. Datang kuliah, menyimak penjelasan dosen, dan isi presensi. Jangan bolos hanya karena kerjaan part time-mu. Makanya, cari kerjaan part-time dengan tidak melihat gaji yang ditawarkan, tapi waktu kerja yang ditawarkan. Dari kejadian yang sudah-sudah, ada mahasiswa yang kuliah terbengkalai lantaran waktu kerja bertabrakan dengan waktu kuliahnya. Nahh ini, jangan sampai seperti ini.


Dilihat dari faktor waktu, tidak semua mahasiwa cocok kerja part-time. Ada orang yang memang sejak kecil pandai mengatur waktu dan agenda. Akan tetapi, ada juga yang nggak. Jangan jadikan waktu sebagai musuh. Jadikanlah ia sebagai teman. Make a relationship with your time and dealing with him. Karena waktu itu absolut dan gak akan berhenti, ya kamu juga jangan eman-eman. Mulailah belajar mengatur waktu bila memang ingin merasakan nikmatnya bekerja tanpa menanggalkan kewajiban lainnya. Apalagi kalau kamu Muslim kayak saya. Ingat! Sholat 5 waktu itu ga boleh ditinggalin!




Sedikit saran dari saya: Kalau kamu mahasiswa S1 tahun pertama hingga ketiga, usahakan nggak usah cari kerja part time. Paling cocok adalah tahun keempat karena biasanya sudah nggak ada lagi kewajiban kuliah tatap muka. Paling kalau ada, tinggal 2-3 pertemuan dalam sepekan.


Saya paling tidak menyarankan kerja part time, tidak peduli tahun berapapun kamu, bila kamu adalah seorang TAKMIR MASJID! Nggak, saya nggak anti-Islam (wong saya Muslim kok). Saya juga nggak ada sentimen rasa benci dengan para takmir. Justru saya sangat menghormati mereka. Pekerjaan menjadi takmir masjid adalah pekerjaan yang sangat mulia. Bayangkan, anda menjadi salah satu takmir, membersihkan rumah Tuhan, mengumandangkan azan, dan kadang mengimami sholat berjama’ah. Plus kalau Ramadhan tiba, anda juga mengurusi takjil bagi para hamba Allah yang berusaha mencari ifthar gratis (biasa... mahasiswa perantauan). Menjadi seorang takmir masjid adalah salah satu bentuk pengabdian maksimal kepada agama Allah karena ada begitu banyak waktu yang anda luangkan untuk menambang pahala. Karena itulah, banyak waktu yang padat ditambah tidak boleh meninggalkan kewajiban kuliah.



Ada op di warnet tempat saya kerja. Beliau sering bolos dan minta digantikan shift-nya. Dia jadi dilema dan terkadang meninggalkan kewajibannya sebagai takmir. Nahh ini... bila anda sudah jadi seorang takmir masjid, anda sudah punya posisi mulia. Jangan disia-siakan. Maksimalkanlah urusan agama dan juga kuliah secara teratur. Intinya, kalau sudah jadi takmir, gak usah cari kerjaan part time. Masalah rezeki? Masa iya kamu lupa sama janji Allah bagi orang-orang yang berjuang di jalanNya.




Selanjutnya adalah skill. Yaiyalah... ente gak bisa masak mau jadi tukang nasi goreng? Jangankan ane, Ya’juj dan Ma’juj aja bakal ngakak. Lihat skill kepandaianmu apa. Kalau jago tulis, buatlah tulisan dan kirim ke surat-surat kabar. God bless kalau sampai diterima dan pasti ada honor. Jago main-main desain dengan Adobe Photoshop dan Corel Draw? Tawarin orang yang lagi butuh desain kaos, logo, banner, gantungan kunci, co-card, business card, dll. Berbayar? Iya. Bahkan ada teman saya yang dibayar sampai 500 ribu. Lumanyun eh lumayan kan? Karena desain nggak semudah jongkok di WC. Jago utak-atik bagian dalam handphone, tv, laptop, radio, atau kendaran seperti sepeda motor? Tawarkan ke teman-temanmu. Harga teman sih gak apa-apa, tapi jangan seikhlasnya juga. Jago dagang? Kan sekarang banyak situs dagang online.


Ingat, kerja part-time gak harus betul-betul di tempat kerja. Bisa juga di kamarmu sendiri, di depan laptop sambil ngopi asyik. Oh iya... kerjaan jadi barista di kafe-kafe juga berawal dari yang demen ngopi. Sekarang kan  banyak kafe-kafe yang menawarkan part time bagi mahasiswa.



Saran sedikit lagi: Kalau kamu kebetulan kuliah di daerah yang punya potensi pariwisata yang tinggi seperti Bandung, Solo, dan Yogyakarta, kerja jadi pemandu wisata dan penerjemah buat para turis domestik dan mancanegara boleh dicoba. Kalau ingin jadi pengajar yang berkontribusi mencerdaskan bangsa di masa depan, cobalah kerjaan jadi guru les privat.


Wal akhir: kesehatan. Jangan sering diforsir. Perhatikan pola makan dan waktu tidur. Kalau memang gak bisa shift malam, jangan paksakan kerja shift malam. Tidak perlu malu-malu bicara ke boss-mu soal riwayat kesehatanmu. Gimana mau kuliah + kerja kalau badan ketiup angin aja roboh.




Yak, tadi itu tulisan gak jelas dari saya yang terlahir dari kecepatan mengetik keyboard secapat terjangan palu Mjolnir-nya Thor. Ingat hal-hal besar berawal dari coba-coba, baik maupun buruk. Tinggal dipertimbangkan lagi mana yang bagus buatmu. Semoga saja kerja part time yang baik bisa jadi awalmu sebagai breadwinner (pencari nafkah) yang amanah.



Dari Umar bin Al Khoththob radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لَوْ أَنَّكُمْ تَتَوَكَّلُونَ عَلَى اللَّهِ حَقَّ تَوَكُّلِهِ لَرَزَقَكُمْ كَمَا يَرْزُقُ الطَّيْرَ تَغْدُو خِمَاصاً وَتَرُوحُ بِطَاناً

”Seandainya kalian betul-betul bertawakkal pada Allah, sungguh Allah akan memberikan kalian rizki sebagaimana burung mendapatkan rizki. Burung tersebut pergi pada pagi hari dalam keadaan lapar dan kembali sore harinya dalam keadaan kenyang.”


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bilal (2015): Betulkah Menyebarkan Paham Liberalisme?

Indonesia Palsu a la Orang Luar

Umat Muhammad dalam Gulungan Film Barat